🎆 Huadi Nickel Alloy Bantaeng
Beranda.News-Balang Institute, lembaga swadaya masyarakat mencatat 5 Pelanggaran Huady Nickel-Alloy Indonesia kawasan industri Bantaeng, Sulawesi Selatan yang butuh perhatian Kelima pelanggaran dan Ketidaktaatan yaitu, pertama: pengendalian pencemaran air, kedua: pengendalian pencemaran udara.
Terabasnews Bantaeng - PT PLN (Persero) telah menyalurkan tambahan daya listrik sebesar 80 Mega Volt Ampere (MVA) untuk PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNI) di Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Kamis, (26/08).Penambahan daya tersebut dilakuk
PT PLN (Persero) telah menyalurkan tambahan daya listrik sebesar 80 Mega Volt Ampere (MVA) untuk PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNI) di Bantaeng Minggu, 3 Desember 2023 Cari
Huadi Nickel-Alloy, perusahaan pemurnian nikel yang terletak di pesisir Sulawesi Selatan bagian selatan, tepatnya di Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng. Lokasi perusahaan itu disebut-sebut Kawasan Industri Bantaeng (KIBA), namun ternyata menyimpan catatan kelam bagi masyarakat sekitar.
Huadi Nickel-Alloy Indonesia Serahkan APD ke Satgas Covid-19 Bantaeng Menyusul bantuan dari PT. Huadi Nickel-Alloy Indonesia (PT HNI) kepada Tim
Ia menjelaskan, dua smelter di Bantaeng itu dibangun oleh dua investor berbeda yaitu PT Titan Mineral Utama (TMU) dengan investasi mencapai Rp 4,7 triliun, dan PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNAI) dengan nilai investasi Rp 1,7 triliun. Keduanya merupakan investor dalam negeri, tapi menggandeng mitra dari Tiongkok.
rGgPK2. • Diresmikan Oleh Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah MAKASSAR — Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah NA melakukan peresmian Smelter PT. Huadi Nickel-Alloy Indonesia di Kabupaten Bantaeng, Sabtu 26/1. NA yang tiba disambut penyambutan adat Anggaru. Nurdin Abullah melakukan peresmian sekaligus secara simbolis melakukan prosesi pelepasan ekspor. Total ekspor yang telah dilakukan diperkirakan metrik ton dengan tujuan ekspor ke China. Dan ini merupakan ekspor ke 15. “Jujur saja seakan-akan kita bermimpi meresmikan perusahaan smelter ditengah-tengah daerah yang tidak memiliki potensi nikel,” kata Nurdin Abdullah. Lanjut NA, adalah sebuah langkah berani untuk membangun di Bantaeng, karena dahulu listrik beban puncaknya 8 Megawatt MW sementara yang dibutuhkan hingga 140 MW. NA daerah ini satu-satunya kawasan industri yang harga tanahnya masih terjangkau dari seluruh Indonesia. Jika daerah lain hingga jutaan permeter ditempat ini hanya Rp70-100 ribu. “Sangat murah kami sudah back-up tidak boleh perorangan harus korporasi. Sejak saya tidak boleh ada spekulan, kenapa pertumbuhan industri lambat itu karena tanah,” sebut mantan Bupati Bantaeng ini. NA menyampaiakan salah satu kunci kawasan berikat adalah trust atau kepercayaan. Apapun dalam manifest jangan ditambah-tambah. Sementara untuk tenaga telah didorong bagaimana memberdayakan tenaga kerja lokal. Terutama yang berasal dari Bantaeng. “Bagaimana putera-puteri Bantaeng, ini sementara industri dibangun, SDMnya juga dibangun, kita kirim ke China, saya dengan Pak Amir Komisaris PT. Huadi supervisi ke sana. Jadi mereka sudah bekerja diperusahaan smelter dan menjadi leader,” jelasnya. NA menyebutkan, tenaga kerja luar hampir tidak ada, semua tenaga teknis saja dan itu pun sudah hampir dan perlahan akan berkurang. “Satu kesyukuran kita ada metrik ton dan ini akan dikembangkan dalam waktu dekat akan menjadi metrik ton. Dengan serapan tenaga kerja Kita ini orang Bantaeng tinggal satu bagaimana kita mensyukuri apa yang sudah ada. Jangan dironrong, kalau mau meronrong ingat masa lalu kita siapa yang melirik Bantaeng,” ujarnya. Acara ini dihadiri oleh Penjabat Sekda Sulsel Ashari F Radjamilo, Anggota DPR RI Aliyah Mustika, Ketua DPRD Provinsi Sulsel HM Roem, Direktur Bank Sulselbar Muhammad Rahmat, Bupati Bantaeng Ilham Syah Azikin, Bupati Bulukumba Sukri Sappewalu, DPRD kabupaten Bantaeng, termasuk tokoh masyarakat yang berdomisili di sekitar pabrik. Serta Minister counsellor for Economic and Commercial Affairs, China Embassy, Wang Li Ping, Inspektur 1 Kementerian Perindustrian RI Arus Gunawan, Kakanwil Bea Cukai Sulselbatra Padmoyo Tri Wikanto. Dalam acara ini dilakukan penyerahan SKEP Kawasan Berikat oleh Kakanwil Bea dan Cukai Sulawesi, Penandatangan Mou dengan PLN dalam kerjasama penyediaan daya tahap kedua sebesar 150MVA. MoU dengan Bank BNI dalam rangka pembiayaan tahap kedua. Sementara itu, Bupati Bantaeng, Ilham Syah Azikin, menyebutkan, pengembangan industri diharapkan menjadi sumber pendapatan yang baru bagi Bantaeng. Melengkapi sektor pertanian dan jasa yang ada sebelumnya. “Kami mengundang seluruh investor yang ingin menanamkan investasi. Kami adalah keberlanjutan pemerintahan yang telah ditanamkan oleh Pak Nurdin Abdullah,” sebutnya. Juga pada kesempatan ini dilaksanakan MoU dengan Akademi Komunitas Kementerian Perindustrian berkenaan dengan kerjasama peningkatan sumber daya manusia di Bantaeng. Sedangkan, Komisaris PT. Huadi Nickel-Alloy Indonesia Amir Jao berharap. Perusahaan ini menjadi salah satu contoh keberhasilan investasi di Bantaeng, Dengan kehadiran PT. Huadi Nickel-Alloy Indonesia akan membuka peluang investasi-investasi lain di Bantaeng khususnya di Kawasan Industri sehingga perkembangan daerah dapat dirasakan oleh semua pihak, pemerintah daerah dan masyarakat pada umumnnya. PT. Huadi Nickel-Alloy Indonesa adalah perusahaan pengolahan dan pemurnian nikel yang berada di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. PT. Huad Nickel-Alloy Indonesia didirikan sejak tahun 2014 sebagai kerja sama investasi antara PT. Duta Nikel Sulawesi dari Indonesia dan Shanghai Huadi, Co. Ltd dari China. Adapun tujuan produksi nikelnya ke negara tujuan Cina, India, Korea Selatan dan Jepang. Untuk perencanaan selanjutnya PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia akan membangun industri Hot Rolled HR Stainless Steel dan Cold Rolled CR. Untuk membangun pabrik dengan kapasitas tersebut, PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia bekerja sama dengan PT. PLN Persero dalam penyediaan daya dimana untuk tahap pertama adalah 40 MVA, dan untuk tahap keduanya membutuhkan 150 MVA. Supplai bahan baku berupa nickel ore biji nikel yang digunakan untuk produksi berasal dari Sulawesi Selatan dan Tenggara PT. Huadi Nickel-Alloy Indonesia berdiri di atas lahan seluas 5O hektar di Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng yang merupakan bagian dalam Kawasan Industri Bantaeng. Dukungan dari pemerintah daerah kabupaten menjadi salah satu faktor yang paling berperan dalam keberhasilan investasi ini. PT. Huadi Nikel-Alloy Indonesia telah memperoleh fasilitas Kawasan Berikat yang telah diberikan oleh Kementerian Keuangan melalui Kanwil Bea Cukai Sulawesi yang menjadi salah satu dukungan dari pemerintah dalam rangka peningkatan nilai ekspor.* Facebook Comments comments
Huadi Nickel - Alloy Indonesia – Perusahaan Indonesia dengan nomor registrasi 21/6246 diterbitkan pada tahun 2014. Alamat terdaftar JL POROS BANTAENG BULUKAMBA,DESA PAPANLOE,KEC PAJUKUKKANG. Nomor telepon perusahaan Detail Perusahaan Badan Hukum Huadi Nickel - Alloy Indonesia Lokasi Bantaeng Alamat JL POROS BANTAENG BULUKAMBA,DESA PAPANLOE,KEC PAJUKUKKANG Telepon BN 21 TBN 6246 Tahun Terbit 2014 Notaris R. Johanes Sarwono, SH Tipe Badan Hukum PT No SK 67123 Tanggal SK 20 December 2013 No Akta 69 Tanggal Akta 28-Nov-13 MemperhatikanInformasi yang disediakan di dikumpulkan dari register resmi perusahaan dan sumber data publik lainnya. Semua data disediakan sebagai pedoman dan telah disiapkan untuk tujuan informasi saja. Ketahuilah bahwa data dapat berubah sejak pembaruan terakhir.
Nickel miner PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia plans to kick off operation of a smelter in Bantaeng, South Sulawesi, which is slated to be the area's first nickel-processing facility. The smelter, which may cost a total US$130 million by the final phase of development, will initially produce 50,000 tons of ferronickel each year, according to Huadi Nickel director Jos Stefan Hideky.'To support our operation, we will source the raw material ' nickel ore ' from our own mine in Southeast Sulawesi,' he told The Jakarta Post on Wednesday after signing a power purchase agreement with power firm PT Bantaeng Sigma Energi on smelter's output would be sent to the firm's affiliate in China, Jos Nickel is a joint venture between Shanghai Huadi Industrial Co. of China and local firm PT Duta Nikel Sulawesi. Huadi's Chinese affiliate supplies stainless steel for multinationals like aircraft maker Boeing and automobile producer General Motors. The advance phase of the smelter's development will be continued in 2017 and 2019 until the facility reaches its full production capacity, according to the firm's plan. Huadi's smelter is part of overall investment totaling up to Rp40 trillion $ billion that Bantaeng Regency will receive in the next few years for nickel-processing facilities and supporting infrastructure, such as power plants, seaports and water treatment installations, according to Bantaeng regent Nurdin smelter is set to occupy an area of 1,000 hectares in a 3,000- hectare plot provided by the local administration for the establishment of Bantaeng Industrial Park, planned to become Indonesia's first integrated iron-and-steel industrial a major supplier of minerals including nickel and bauxite, has benefited from the government's outright ban on exports of mineral ore and requirement for miners to process domestically since the beginning of 2014, seeing inflows of billions of dollars into mineral-processing the agreement signed on Tuesday, PT Bantaeng Sigma Energi will provide electricity for smelters to four firms ' PT Huadi Nickel, PT Titan Mineral Utama, PT Zhongning Mining Metallurgy and PT Mitra Tambang Selaras, as well as energy-resource supplier PT Mitra Selaras Sukses Sejahtera. The firm is constructing a 2x300 megawatt coal-fired plant in the new industrial Huadi's step, another firm ' Chinese firm Zhongning Mining ' said that it would in the near future commence construction of a smelter in the same area.'We have already cleared the land and may start very soon. The equipment will be installed by the end of the year,' said Zhongning Mining director Emir planned smelter would annually produce 120,000 tons of nickel pig iron at the initial stage of operation before reaching 600,000 tons when, after a few years, development was complete, he firm will obtain the raw material from a number of mines in Southeast Sulawesi, while the smelter's output will be exported to buyers in China.
huadi nickel alloy bantaeng